Halo semuanyaaah
Ini adalah cerpen yang aku kirim ke penerbit buat pertama
kali tapi sayangnya blon menang hehehe tapi seenggaknya uda punya pengalaman
buat ngrasain ngirim ke pernebit. Mungkin emang blon waktunya menang. Tapi uda
di coba buat nge share ke temen-temen dan Alhamdulillah lumayan bagus
reaksinya. Mana ada yang nangis juga baca ini hehe :p
Special thanks to : Iasha (temen sekelas waktu kelas 2TKJ3)
pembaca pertama yang berhasil saya bikin nangis. Jangan bosen-bosen baca cerpenku lagi yaa. Peluk cium muahmuah
Emang keliatannya susah kenyataannya juga susah sih hihihi
tapi kalo usaha ga ada yang ga mungkin kan ? Vicky semangat ^^ Selamat menikamti :) silahkan berikan komentarnyaaa :)))
Payphone
||Aku
adalah aku , kamu adalah
kamu. Kita memang
dua tubuh, dua hati
yang berbeda. Tapi apakah
kata “aku” dan
“kamu” tidak bisa
menjadi satu kata yaitu
“kita”?||
Mencintai Arya bagi Maya memang butuh perjuangan,
dengan sikap cuek Arya rasanya seperti tak dihiraukan. Arya seperti mempunyai
dunia sendiri yang tak membolehkan Maya masuk kedalamnya. Belum lagi kedatangan
Lia yang membuat semua semakin rumit. Dan ada apa dengan payphone?
Ketulusan cinta yang akhirnya bisa menemukan jalan
untuk kembali. Disaat keraguan yang perlahan mengusik jiwa, membuat rapuh tapi
justru disitulah kita bisa menemukan tentang arti cinta. Itulah kita ...
.............................................................................................................................................
“lagi-lagi gini”dengusku kesal
Sudah hampir satu jam aku menunggunya, hari ini
seharusnya menjadi hari peringatan setahun kami. Tapi lagi-lagi dia terlambat.
“sory-sory
aku ketiduran”sambil cengengesan
“ya
terserah..”ucapku
“loh
jangan marah dong beb,please”
“gak
lupain aja,nih makan”
“yee
makan. Makasih ya udah laper banget nih”
“loh
kamu gak makan?”
“gak
udah kenyang”jawabku datar
“oke,selamat
makaaaan”
Ini orang gak tau, apa sok-sok an gak tau. Nunggu
sejam udah ngabisin berapa cangkir kopi coba. Iya kenyang, sampai kembung juga
perutku minum kopi sebanyak itu.
...
Oh stres. Otakku
rasanya penuh dengan pertanyaan-pertanyaan yang seabrek. Ini kenapa jadi gini?
Ini kenapa hari yang harusnya special, romantis, pokoknya semua yang
manis-manis deh malah jadi flat dan menyebalkan. Ini juga kenapa si Arya malah
cengengesan gitu. Halo, ini setahun jadian kita.
Tiba-tiba aku teringat
kenangan-kenangan yang dulu. Arya yang sayang aku,Arya yang romantis,Arya yang
mau nglakuin semua demi cinta. Kemana Arya yang dulu? Kenapa semua jadi
berantakan. Dadaku rasanya sesak memikirkan itu. Tak terasa air mataku menetes
lagi dan lagi....
Udah tiga hari setelah
kejadian kemarin dan aku sama sekali gak kontak Arya. Gak tau kenapa berasa
capek aja sama Arya. Kayaknya hubungan setahun ini harus dipikirkan lagi. Aku
juga gak mungkin terus-terusan nahan perasaan dengan tingkah super duper
cueknya bahkan setelah setahun. Halo aku juga manusia boy. Dia harus ngerti !
Ada sms masuk dari
Arya. Gak biasa-biasanya ini anak sms.
Arya : hai
Aku : hai
Arya : entar nonton aku
main ya
Oh iya harusnya udah
bisa ditebak kalo Sang Arya yang jago banget voli itu paling-paling minta di
tonton. Apa coba untungnya aku nonton? aku gak suka olah raga justru malah
benci. Dia juga gak pernah respek kalo aku nonton. Entah fokus atau sok cool
atau yang lain-lain. Dan hasilnya aku bengong gak tau apa-apa. Tapi gak taulah
males banget gituan mending tidur aja biar mood balik.
...
Aku mencari-cari sosok
Maya tapi gak ketemu juga. Padahal disana-sini udah penuh orang yang mau liat.
Tapi justru yang diharapin dateng malah gak ada.
“hai bro,si Maya mana?
Tumben-tumbennya dia belum dateng. Biasanya kan yang pertama kali banget dateng
ya itu orang”
“bentar lagi juga
dateng kok bro”jawabku asal
“oke deh, selamat
menunggu ya”ledeknya
Tapi emang gak
biasa-biasanya Maya belum dateng. Dia juga gak bales smsku. Ini anak kenapa?
Bunyi bel tanda memulai pertandingan membuyarkan lamunanku.
...
Oke i’m here. Di
lapangan lagi ngliatin Arya main. Padahal tadi udah gak niat dateng tapi gak
tau kenapa kakiku mengarah ke sini. Cinta emang bikin orang aneh. Tapi gak
seperti biasanya aku lebih memilih berdiri dikerumunan orang yang kira-kira gak
keliatan sama Arya.
“eh Maya?”
“iya siapa ya?”
“aku Lia, temennya
Arya”
“oh iya”
“Arya banyak cerita
soal kamu. Ternyata kamu emang cantik ya”ucapnya
“iya makasih”
“eh ayo maju biar lebih
keliatan gitu. Disini penuh gak enak”
“kamu duluan deh entar
aku nyusul”
“oke duluan ya”
“iya”
Jadi
itu yang namanya Lia. Yang katanya deket sama Arya. Temen akrab yang bahkan
lebih akrab dari aku pacarnya sendiri. Oh stres, itu orang ngapain juga dateng.
Ngapain juga Arya cerita soal aku sama dia. Ini apalagi?
...
Semakin
hari semakin gak bisa ngerti sama yang namanya Arya. ini orang berubahnya udah
gak karuan. Dari awal ketemu di payphone kayaknya gak gini. Haiyah, jadi
keinget awal ketemu. Waktu itu lagi jalan ke depan sekolah tiba-tiba hujan
deres. Jadi aku lari nyari tempat berteduh dan yang keliatan sejauh mata
memandang Cuma telpon umum, ya tanpa pikir langsung masuk. Aku sama Arya gak sengaja
barengan. Arya dengan sikap cool tapi perhatian itu nyuruh aku aja yang masuk
biar dia cari tempat lain. Tapi ya mana tega gitu biarin orang hujan deres gini
diluar nunggu reda jadi aku suruh masuk juga deh. Nah dari situ kita kenal.
Tapi
rasa-rasanya kenangan ya Cuma tinggal kenangan ternyata dunia telah merubahnya
jadi seseorang yang bahkan gak ku kenal lagi. Atau mungkin aku yang belum
menjadi cukup berarti untuk diperjuangkan Arya. Oh ya disampingnya kan ada Lia
yang selalu ngerti melebihi aku, yang lebih dipercaya daripada aku. Kenapa
bukan aku yang kamu jadikan separuh hatimu? Kenapa bukan aku yang kamu pilih
untuk mengarungi hidupmu. Selalu saja aku dan kamu, selalu saja tentang dunia
mu dan dunia ku. Tak pernahkah terpikir tentang kita? Tentang cinta kita?
Tentang hidup kita?
...
“hai
beb kamu kemaren gak dateng sih? Aku menang loh”ucap Arya sumringah
“bagus
deh”
“maksutmu?”jawabnya
ragu
“ya
bagus, tanpa aku datengpun tetep bisa menang kan?”
“tapi
aku ngarepin kamu dateng”ucapnya lirih
“buat
apa? Kan udah ada Lia. Itu kan udah lebih dari cukup buat gantiin aku”
“Lia?
Tau darimana kamu soal Lia?”
“dari
semua orang. Siapa sih yang gak tau tentang Lia. Teman akrab Sang Arya yang
keakrabannya melebihi ceweknya sendiri. Yang semua masalah diceritain sama dia.
Termasuk masalah kita yang bahkan kamu gak pernah cerita sama aku...”
Mataku terasa panas.
Air mata mulai membasahi pipi. Aku lelah, aku bingung, kenapa semua jadi
seperti ini. Kenapa semuanya tentangmu tak pernah sedikitpun dirimu mengerti
aku duhai Sang Arya. Mungkin memang seorang Maya masih belum bisa jadi berarti
untuk Sang Arya. Mengapa tak sudahi segalanya saja?
“maaf...”
“udah lupain aja”sambil
berlalu meninggalkannya
Aku tak bisa terus disini, tak bisa melihat wajahnya
lagi. Terlalu sakit dan semakin sakit. Biarkan semua seperti apa yang dia mau.
Membiarkan di puas dengan segala apa yang dia lakukan padaku. This is enough
honey !
...
Hari ini mendung
mungkin akan hujan lagi. Mungkin juga lebih baik hujan untuk menutupi rasa
pedih hati ini. Tak tau harus bagaimana lagi.
Aku berjalan keluar
sekolah dengan langkah gontai, seharian ini benar-benar berat. Kakiku terhenti
melihat payphone. Itu dia saksi biksu pertemuanku dengan Arya satu tahun yang
lalu yang mungkin tak akan jadi apa-apa lagi sekarang. Aku berjalan
mendekatinya dan tanpa sadar masuk ke dalamnya. Diluar hujan turun dengan
anggunnya. Tempat ini, gagang telphon ini, hujan ini semakin mengingatkanku
pada Arya. Aku merindukannya. Sangat merindukannya...
“aku butuh kamu Arya,
aku sayang kamu..”ucapku setengah terisak
“aku
juga sayang kamu”ucap Arya
“Arya?”
Tanpa sadar aku berlari
keluar, menerobos derasnya hujan yang menerpa kulitku. Saat Handphone ku
berbunyi, no tak dikenal. Tanpa pikir panjang aku angkat.
“aku memang bukan
seseorang yang sempurna bahkan terlalu banyak kekurangan. Cuek, pelupa, ceroboh
tapi percayalah ada hatiku disini yang selalu mencintaimu. Kita mungkin bisa
meninggalkan satu sama lain tapi bagaimana dengan hati ini? Kamu akan
membiarkan hati ini terluka kemudia mati dengan meninggalkanku seperti ini.
Bukan tanpa alasan aku tak pernah mengatakan semua yang aku rasa padamu. Aku
hanya bingung bagaimana cara mengungkapkannya. Setiap memikirkanmu hatiku
selalu berdebar tak karuan. Aku tak mau membuat kamu susah dengan sesuatu
seperti ini. Aku selalu ingin masuk dalam duniamu yang indah dan penuh dengan
warna. Bukan duniaku yang seakan hitam tanpamu. Kamu itu tawaku, sedihku,
amarahku. Karena kamu itu segalanya...”
Aku hanya bisa terisak mendengar ucapannya. Sedalam
itukah rasanya untukku. Tapi aku justru mencari-cari sesuatu yang tak penting
dengan mempermasalahkan perbedaan.
“jadi
maukah kamu memulai segalanya kembali denganku?”sambil tersenyum di depanku
“
kamu jahat. Kenapa kamu gak ngomong semua sama aku, kamu tega...”
“maaf”dengan
langsung memelukku
Aku menangis lama dipeukannya meluapkan semua rasa
yang selama ini kupendam. Semuanya hingga yang tersisa hanyalah kebahagiaan
yang kini kurasakan
“makasih
love you”ucapku
“love
you too”ucapnya melepaskan pelukannya sambil garuk-garuk kepala
“hahahaha...”
“loh
jangan ketawa”ucapnya malu
“lain
kali gak boleh telat, apalagi lupa jadian kita ya?”
“siap.
Habisnya kamu sih bikin deg-degan. Aku semaleman gak bisa tidur bingung mau
ngapain buat anniversary kita. Jadinya malah bangun kesiangan dan gagal semua
rencananya”
“dasar
tukang deg-degan”ledekku
“biarin
yang penting kan kamu suka, kabuuur”
“Aryaaaaaaa
!!!!!”
“dan inilah cinta. Tak akan ada lagi “aku” “kamu”. Yang ada hanyalah tentang “kita”
enak nya....
BalasHapuskasih makan ikan di bawah ini....
hahaha
BalasHapusiyaah
saya suka ikan, biar ada hiburan juga waktu blogger :)
makasih telah berkunjung :)